AmbonVibes.com – Wakil Menteri Kehutanan RI Rohmat Marzuki tola nae Hutan Adat di Negeri Hutumuri, Kota Ambon, jadi role model atau contoh bagi penetapan hutan adat laeng di Maluku bahkan Indonesia.
Wamen bilang bagitu waktu deng Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa nae ka Hutumuri, Rabu (24/9/25). Dong dapa tarima si sana.
Pejabat yang tarima itu Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena, Raja Hutumuri Fredy Waas, dan para pemangku adat di Baileo Negeri Hutumuri.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Menurut Wamen Rohmat, pengelolaan Hutan Adat seluas 150 hektar di Hutumuri su kase unju manfaat nyata.
Produk lokal macang pala, cengkeh, ananas, sampai madu su kase sekitar Rp654 juta per tahun, atau Rp54,5 juta per bulan par masyarakat.
“Hasil pengelolaan hutan adat ini mudah-mudahan nae tarus dan banyak masyarakat yang bisa menikmati,” kata Wamen.
Sejak 2016, Kemenhut su tetapkan 160 unit Hutan Adat di seluruh Indonesia, total luas 400 ribu hektar, melibatkan 83 ribu kepala keluarga di 41 kabupaten/kota pada 19 provinsi.
“Ini bukti keseriusan Katong jamin hak masyarakat hukum adat sekaligus lindungi hutan adat,” tambahnya.
Peran Lokal dan Dukungan Regulasi
Hutan Adat Hutumuri dan Hukurila di Kecamatan Leitimur Selatan jadi pionir Hutan Adat di timur Indonesia sejak 2020. Akang Landasan hukum ada Perda DPRD Kota Ambon 2017 dan SK Wali Kota Ambon 2020.
“Masyarakat hukum adat turun-temurun punya norma, adat, dan kearifan lokal dalam kelola hutan secara lestari. Ini yang harus katong jaga dan biking kuat,” jelas Rohmat.
Wamen harap samua pihak – DPRD, pemerintah daerah, akademisi, LSM, NGO, hingga media – iko aktif dukung percepatan penetapan Hutan Adat.
Sebagai bentuk dukungan, Wamen Rohmat Marzuki kase ribuan bibit tanaman, patok batas areal hutan, dan tanam pohon sukun di sekitar Baileo Hutumuri deng masyarakat dan para pemangku adat.
Harapan Pemkot Ambon
Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena, tarima bae kunjungan ini. Ia bilang kehadiran Wamen kas harapan baru par masyarakat kota par jaga dan estarikan hutan adat.
“Mudah-mudahan ke depan, Pak Wamen bisa benar-benar mengakomodir masyarakat adat di Ambon, tagal dong bagantong dan hidup dari hutan adat,” ujar Bodewin. (Leo)