AmbonVibes.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Maluku tamba serius jaga hak-hak perempuan deng anak, apalai di wilayah kepulauan yang tantangan geografisnya lumayan rumit.
Kapala Dinas PPPA Maluku Husen, Kamis (4/9/2025) bilang, strategi kase kuat deng llayanan yang lebe adaptif, koordinasi lintas lembaga, dan penyesuaian kebijakan sesuai aturan terbaru.
“Maluku ini kan kepulauan, jadi musti pake cara yang adaptif dan responsif. Fokus utama itu biking kuat jaringan UPTD PPA di tiap kabupaten/kota, par layanan perlindungan bisa sampe ka dalang masyarakat, termasuk yang dong tinggal di daerah terpencil,” jelas Husen.
Dasar Aturan & UU TPKS Jadi Pegangan
Langkah ini iko atorang nasional, kayak Perpres Nomor 55 Tahun 2024 tentang UPTD PPA yang wajib bikin one-stop services par korban kekerasan seksual, termasuk penyandang disabilitas.
Juga ada Permen PPPA Nomor 2 Tahun 2022 tentang standar layanan minimal dan Permen PPPA Nomor 11 Tahun 2022 soal prosedur rujukan akhir.
Husen tambah lai, implementasi UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) jadi prioritas penting.
“Katong gencar sosialisasi UU TPKS sampe ka desa deng kecamatan, aerus biking kuat karja sama deng aparat hukum, masyarakat, deng tokoh adat. Par korban bisa dapa layanan cepat, tepat, sondor stigma,” bilangnya.
Layanan Mobile PPA Par Pulau-Pulau
Dinas PPPA Maluku jua ada kase siap layanan mobile PPA yang bisa jalang sampe pulau-pulau jauh.
Inovasi ini dong harap bisa biking akses perlindungan perempuan dan anak lebih rata di samua pelosok Maluku.
Deng terobosan ini, Pemprov Maluku mo pastikan, seng ada korban kekerasan yang tabiar bagitu saja, cuma tagal tapele jarak dan kondisi kepulauan. (Keket)