Gubernur Maluku Lapas Ekspor Perdana Damar deng Pala ka Pasar Dunya

oleh -10 views

AmbonVibes.com – Suasana Ambon pagi itu tenang paskali. Ujang ampas-ampas jadi saksi sejarah baru par Maluku: ekspor perdana hasil utan bukang-kayu berupa kopal damar dan rampa pala dar kelompok usaha perhutanan sosial ka pasar dunya.

Dua kontainer basar dapa lapas: 30 ton damar ka India dan 15 ton pala ka Cina lewat Surabaya. Pelepasan simbolis ditandai deng sirang aer kalapa di peti kemas. Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa kase langsung dokumen ekspor, karantina, dan NP par Kapala PSA sebagai tanda sah transaksi.

Dari Utang ka Pasar Dunya

Rinciannya, ekspor damar berasal dari:

  • LPH Desa Rambatu 9 ton
  • KTH Tawena Siwa 6 ton
  • LPH Desa Morella 6 ton
  • KTH Sorebang 9 ton

Ekspor pala dihimpun dari:

  • Masyarakat hukum adat Hutumuri 5 ton
  • LPH Desa Morella 3 ton
  • Kawasan hutan Pulau Ambon 7 ton

Ekspor ini juga serap tenaga kerja lokal, 105 orang di sektor damar dan 60 orang di sektor pala.

“Ekspor perdana ini bukti nyata karja karas, dedikasi, dan sinergi katong samua. Damar deng pala dari perhutanan sosial bisa tambus pasar dunya,” tegas Gubernur.

Maluku, Kepulauan Rampa Dunya

Gubernur bilang, Maluku pung kawasan hutan 3,9 juta hektare atau 84% dari luas daratan, sebageang basar tanah ulayat masyarakat adat. Utang ini kaya akan damar, pala, cengkeh, gaharu, rotan, dan aren yang selama ini jadi pilar ekonomi dan peradaban Maluku.

“Kalo olah akang bae-bae deng perhutanan sosial, hasil hutan bisa maksimal par kesejahteraan masyarakat,” ujar Hendrik.

Ia bicara tegas, Pemprov Maluku tetap kas kamuka data dan legalitas par jadi dasar pembangunan menuju “Maluku Maju, Adil, dan Sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.”

Dukungan Nasional

Sekjen Kehutanan Mahfudz, M.P., yang mewakili Menteri Kehutanan bilang, ekspor perdana ini akang satu jalang deng kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

“Perhutanan sosial bukang cuma soal ekonomi, mar juga jaga kelestarian hutan dan hadapi krisis iklim. Ini bantu kas kurang kemiskinan sekaligus jaga lingkungan,” jelas Mahfudz.

Secara nasional, Kementerian Kehutanan su kas kaluar lebe dar 8,3 juta hektar perhutanan sosial, libatkan 1,4 juta KK. Di Maluku sendiri:

  • 171 unit SK perhutanan sosial
  • 240 ribu hektar kawasan hutan
  • 33 ribu KK terlibat
  • 533 kelompok usaha terbentuk

Nilai transaksi ekonomi perhutanan sosial di Maluku tahun 2025 su dapa Rp3,85 miliar.

Simbol Kebangkitan Ekonomi

Ekspor damar dan pala ini bukang sekadar transaksi, mar simbol kebangkitan ekonomi Maluku. Produk masyarakat ini kas unju bahwa perhutanan sosial bukang konsep kosong, mar gerakan nyata yang ciptakan nilai ekonomi, sosial, dan ekologi.

“Maluku dikenal sebagai kepulauan rampa dunya. Hari ini katong unju identitas sejarah itu dan siap pimpin masa depan hutan lestari berbasis masyarakat,” kata Mahfudz.

Acara ini tutup deng harapan basar: momentum ini jadi awal Maluku makin kuat di panggung perdagangan internasional, sambil jaga hutan tetap ijo par generasi mendatang. (Leo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.